Fahri: Tugas Presiden Mengurus Negara, Bukan Gunting Pita
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan bahwa tugas Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden Indonesia adalah mengurus negara, bukan menjadi pintu proyek, sebagai penggunting pita dalam setiap acara peresmian atau pun pintu pengadaan.
“Harusnya yang mampu dilakukan Presiden Jokowi itu skalanya agak ditingkatkan menjadi mengurus negara. Harus lebih perhatian terhadap berbagai persoalan negara,” kata Fahri saat memberikan sambutannya dalam acara Silaturahmi dan Halalbihalal Muhammadiyah di Kantor Muhammadiyah di jalan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018), yang dihadiri Wapres Jusuf Kalla.
Karena itu, menurut politikus dari PKS itu, para petinggi negara harus datang ke PP Muhammadiyah untuk mendapatkan pencerahan. Sebab salah satu tugas Muhammadiyah itu sendiri adalah memberi masukan kepada semua pihak, termasuk pemerintah.
“Tugas Muhammadiyah sendiri adalah memberikan masukan-masukan itu,” ujar Fahri seraya berharap agar Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang memiliki andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dapat menjadi teladan dan pengingat bagi perjalanan demokrasi di Indonesia.
Disampingi itu, tambah anggota DPR dari Nusa Tenggara Barat (NTB) ini, tugas Muhammadiyah ke depan adalah mengingatkan para petinggi negeri ini.
“Muhammadiyah mempunyai sejarah untuk mengingatkan para petinggi negeri,” cetus Fahri lagi..
Kalau bicara forum Muhammadiyah ini adalah levelnya percakapan para komisaris karena salah satu pendiri bangsa Indonesia adalah Muhammadiyah. Bahkan menjelang proklamasi Bung Karno pindah ke Bengkulu atau diisolasi ke Bengkulu, diterima dengan Ketua Konsul Muhammadiyah Sumatera.
“Di sana, Bung Karno juga bertemu Ibu Fatma, yang ditugaskan sebagai guru privat oleh Bu Fatma. Dan, saat itu Bung Karno menikah dengan Fatmawati dan Fatmawati-lah yang menjahit bendera Merah-Putih yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945,” kata Fahri.