Festival 7 Sungai Desa Wisata Cibuluh Subang jadi Daya Tarik
Ngecrek ialah dengan cara melempar-lempar jaring ikan sementara ngeprok memukul-mukul air sungai dengan bambu agar ikan berkumpul dan lari kedalam perangkap yang terbuat dari bambu atau disebut bubu.
Menurut Mang Udan, Festival 7 Sungai juga digelar untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan.
"Dengan festival ini kami berharap akan tumbuh kesadaran masyarakat untuk menjaga sungai kita agar tidak kotor dan tercemar, tidak ada sampah maupun limbah," ujar Mang Udan.
Sementara Bambang Subarnas dari Bale Budaya Bandung, yang juga penggagasan Festival 7 Sungai ini mengatakan pandemi yang mewabah sejak Maret 2020 di Indonesia, telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Desa Wisata Cibuluh juga merupakan salah satu desa terdampak.
Sektor pariwisata Desa Cibuluh yang dibangun sejak tujuh tahun lalu, mengalami kelesuan.
"Festival 7 Sungai yang keenam pada tahun 2021 ini masih dalam suasana pandemi covid-19. Warga desa tetap berhidmat melaksanakan event bersama sesama warga, karena 7 sungai yang mengalir di tubuh desa, adalah urat nadi kehidupan selama beratus atau beribu tahun: mengaliri sawah, menyuburkan ladang, membersihkan kotoran, bahkan tempat melarung bali ari-ari yang dilahirkan seorang ibu. Karenanya festival ini adalah bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata Bambang.
Festival 7 Sungai yang keenam mengambil tema “Caikiwari” (sunda: yang bermakna harfiah air pada masa kini). Tema ini dicetuskan melalui musyawarah tetua dan perwakilan warga desa sebagai upaya untuk melihat kenyataan air sungai dalam konteks masa kini.
"Sungai sebagai slah satu sumber daya alam yang sangat vital ini, tak bisa dipungkiri tengah terancam oleh ekploitasi, baik untuk pemanfaatan jangka panjang maupun pemanfaatan jangka pendek," kata Bambang.