Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Festival Cahaya di New Delhi Catat Sejarah, Rekor Pulosi!

Selasa, 01 November 2016 – 10:28 WIB
Festival Cahaya di New Delhi Catat Sejarah, Rekor Pulosi! - JPNN.COM
Pesta kembang api dalam rangka Diwali di Kuil Emas di Amritsar, Minggu (30/10). Foto: AFP

jpnn.com - NEW DELHI – Tingkat polusi udara di New Delhi berlipat ganda, usai kemeriahan Diwali alias Festival Cahaya tahun ini berjalaln sukses.

Senin (31/10) kemarin, untuk kali pertama kandungan zat berbahaya di udara di wilayah National Capital Territory (NCT) of Delhi mencatatkan rekor di atas 1.000 mikrogram per meter kubik. 

New Delhi merupakan salah satu kota yang masuk NCT of Delhi. 

Gufran Beig, ilmuwan senior System of Air Quality Weather Forecasting and Research (SAFAR), mengatakan bahwa rekor baru itu dicatatkan pada Minggu (30/10) malam waktu setempat atau bertepatan dengan puncak Diwali. 

Saat itu jutaan penduduk ibu kota menyalakan kembang api bersama-sama. Kawasan permukiman RK Puram menjadi wilayah dengan kandungan polutan udara paling tinggi di Delhi. 

"Sebanyak 60–70 persen asap dan polutan udara berasal dari pembakaran kembang api,” tutur Beig. Diwali memang selalu menyumbangkan polusi udara terbanyak tiap tahun. Sebab, Festival Cahaya memang identik dengan kembang api. Juga petasan. Namun, Beig tidak menyangka bahwa tahun ini tingkat polutannya mencatatkan rekor baru. 

Setelah sebagian besar warga ibu kota berhenti menyalakan kembang api menjelang pagi hari, kadar polutan memang sedikit turun. Namun, angkanya tetap tinggi di beberapa kawasan. Yakni, 1.000 atau 500 mikrogram per meter kubik. 

Padahal, ambang batas maksimal polutan udara menurut Badan Kesehatan Dunia berkisar pada angka 100 mikrogram per meter kubik. 

NEW DELHI – Tingkat polusi udara di New Delhi berlipat ganda, usai kemeriahan Diwali alias Festival Cahaya tahun ini berjalaln sukses. Senin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News