Firman: Seharusnya Saya yang di Pesawat Lion Air JT610 Itu
Yuliani menjelaskan, Nasir bekerja pada sebuah perusahaan alat kesehatan di Jakarta Barat. Nasir disebut pergi ke Bangka Belitung untuk menggarap proyek kantornya. Keluarga memastikan bahwa Nasir menjadi korban dari informasi pihak perusahaan dan surat-surat yang ditemukan tim SAR. ”Di WA Story pukul 06.10 dia menulis flight,” katanya.
Yuliani menyatakan, bisa jadi status di Facebook milik Nasir menjadi pertanda. Status itu bertulisan Jangan suka menyebarkan Hoax dan Fitnah, ingat masa umur dan ajal. Semoga sebelum ajal bisa baca syahadat. ”Mungkin itu jadi pesan terakhir dia,” katanya.
Ade Sumber, seorang petugas crisis center yang menemui Mariana dan keluarganya, tak banyak bicara. Dia menyodorkan tisu dan air minum. Dia sepertinya tahu duka keluarga korban itu begitu mendalam.
Ade sempat menanyakan identitas singkat Mariana dan putranya yang jadi korban. Mariana dan kerabatnya terdengar menyebut nomor 102 yang merupakan nomor di data manifes. Setelah pendataan singkat tersebut, Mariana diberi kartu identitas bertulisan Family JT610.
Mereka lantas dibawa dengan mobil ke RS Polri untuk pendataan lebih lanjut. ”Sampai sore ini (kemarin sore, Red) sudah 168 keluarga korban yang melapor. Masih ada 10 lagi yang belum,” ujarnya.
Ade menjelaskan, bisa jadi ada keluarga korban yang langsung mendatangi RS Bhayangkara atau Bandara Soekarno-Hatta. Selain mendata keluarga korban, petugas di Bandara Halim memfasilitasi akomodasi untuk mereka. Termasuk penginapan di sebuah hotel di Cawang dan antar-jemput ke RS atau sesuai kebutuhan untuk visum atau keperluan lain.
”Difasilitasi juga keluarga inti untuk diterbangkan ke Jakarta,” kata Ade. Keluarga yang sudah diterbangkan berasal dari Kualanamu, Pangkalpinang, dan Palembang. (*/c9/owi)