Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Fisika Nusantara

Oleh: Dahlan Iskan

Selasa, 20 April 2021 – 04:38 WIB
Fisika Nusantara - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Surabaya, Subuh 19 April 2021,
Puruhito, ketua Majelis Penelitian Dewan Pendidikan Tinggi Ditjen Dikti, 2008-2020

***
Saya sendiri kemarin ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Sebanyak 30 orang bersama saya: ingin jadi sukarelawan uji coba fase 2 Vaksin Nusantara.

Sebagian besar dari Surabaya, teman-teman senam SDI.

Di RSPAD kami menerima penjelasan apa itu penelitian VakNus. Bagaimana menjadi sukarelawan –berikut kewajiban dan risikonya. Penjelasan itu diberikan oleh dr Kol Jonny. Itu sesuai dengan kaidah penelitian.

Di akhir pertemuan masih ditegaskan lagi: apakah tetap akan mau jadi sukarelawan– bubuhkanlah tanda tangan. Atau mundur –karena tidak boleh merasa terpaksa.

Pun setelah menyatakan tetap mau, bukan berarti langsung bisa jadi sukarelawan. Harus di atas 18 tahun –kami semua lolos. Harus tidak sedang sakit –satu dari kami gugur. Harus belum pernah vaksinasi –tiga orang lagi gugur.

Juga harus bersedia datang lagi untuk memeriksakan-pemeriksaan lanjutan –satu lagi gugur: belum tentu diizinkan perusahaannya untuk sering membolos.

Banyak sekali persyaratannya. Yang lolos dari semua itu masih ada satu lagi: dites dulu darahnya. Untuk diperiksa: apakah sedang menderita HIV, dan lain-lain.

Lantas diperiksa lagi urinenya: apakah sedang hamil –bagi wanita. Kami semua lolos. Tidak ada yang lagi hamil.

Layang-layang itu bisa terbang justru karena menentang angin, bukan mengikuti angin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close