FJPI Gelar Seminar Perempuan Sumut Menuju Senayan
Sementara Meutya Hafidz yang juga merupakan caleg dari Partai Golkar ini menyebutkan keterwakilan perempuan di parlemen pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan priode sebelumnya. Dari 18,02 persen menjadi 17,32 persen.
Penurunan ini juga terjadi di legislatif provinsi dari 16,4 persen menjadi 15,8 persen. Demikian halnya dengan keterwakilan perempuan juga dari 28,8% menjadi 25,8 persen.
Partisipasi pemilih perempuan pada pilkada serentak 2015 lebih tinggi 4 persen dari pemilih laki laki.Hal ini menunjukkan tingginya partisipasi perempuan untuk turut andil dalam perubahan.
Meutya juga menyebutkan sejumlah masalah perempuan saat berpolitik, selain kondisi ekonomi, kurangnya percaya diri serta nilai tradisional yang berlaku dibeberapa masyarakat menjadi penghambat.
Padahal peranan perempuan sangat penting dalam politik untuk melihat segala permasalahan melalui perspektif gender yang berimbang dinana setiap orang dilihat dan di dengar, termasuk dalam penyusunan regulasi.
Sedangkan narasumber lainnya, Sutiasa Handayani, menyebutnya untuk pemilihan legislatif priode ini, cukup sulit. Namun begitu, masyarakat perlu untuk diedukasi dalam memberikan hak suaranya pada pilihan yang tepat.
"Kita punya kewajiban sosial untuk mengedukasi masyarakat. Karena penggunaan hak suara itu akan menentukan masa depan perempuan lima tahun kedepan," ujar caleg dari Partai Keadilan Sejahtera ini.(adv/jpnn)