Fortifikasi Pangan Jadi Solusi Mengatasi Masalah Gizi
jpnn.com, JAKARTA - Ahli pangan dan Ketua Pusat Pangan SEAFEAST IPB Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc mengatakan, masyarakat Indonesia masih mengalami kekurangan gizi mikro, seperti yodium, vitamin A, zat besi, hingga mineral lainnya. Menurutnya, kemiskinan masih menjadi faktor utama penyebab munculnya masalah gizi.
"Karena miskin, tidak semua lapisan masyarakat bisa mendapatkan makanan sehat dengan mudah, sehingga harus dicarikan solusinya, antara lain fortifikasi pangan oleh dunia usaha,” kata Purwiyatno dalam di sela-sela acara Asian Congress of Nutrition 2019 di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, fortifikasi pangan merupakan metode untuk menitipkan senyawa penting yang diperlukan ke makanan untuk meningkatkan nilai gizinya, sehingga lebih mudah dijangkau masyarakat. “Vitamin A misalnya, lazim dimasukkan ke produk margarin dan minyak goreng. Sementara yodium dimasukkan ke dalam garam,” ujarnya.
BACA JUGA: Terapi Sel Punca Bisa Sembuhkan Penyakit Mematikan
Pengentasan malnutrisi tidak hanya dilakukan pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab para pihak dalam hal ini perusahaan swasta atau pelaku usaha.
Global Co Chair of Scaling Up Nutrition Business Network (SBN) Axton Salim menyebut bahwa peran industri makanan sangat besar dalam pemenuhan pangan sehat dengan harga yang terjangkau. Melalui Scaling Up Nutrition Business Network, industri berperan dalam gerakan-gerakan yang menyehatkan bangsa. “Ada tiga pilar yang menjadi fokus SBN, yaitu 1.000 Hari Pertama Kelahiran dan Adolescence, Balanced Nutrition, dan Health & Sanitation,” ungkap Axton.
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim. Foto: Dok Indofood
Pria yang menjabat sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini mengatakan, dunia usaha memiliki peran penting dalam mengatasi malnutrisi, antara lain dengan menciptakan makanan sehat (fortifikasi pangan), menggunakan bahan pangan lokal dengan biaya produksi yang tidak mahal sehingga bisa dijual dengan harga terjangkau oleh masyarakat.