Forum Jalur Sutra: Ini Janji Tiongkok kepada Para Pengutang
jpnn.com, BEIJING - Karpet merah digelar di depan Balai Agung Rakyat untuk menyambut para tamu istimewa. Hanya berselang jam, bendera yang bersanding dengan panji lima bintang kebanggaan Tiongkok berubah. Dua hari terakhir ini, Presiden Xi Jinping sibuk menyambut puluhan kepala negara.
Kemarin malam, Kamis (25/4), Xi dijadwalkan menjadi tuan rumah makan malam seluruh undangan Belt and Road Forum for International Cooperation.
Dia ingin menjamu 37 kepala negara yang bersedia hadir dalam forum kedua dari proyek ambisius Xi tersebut. Mereka bakal jadi tamu penting di antara 5 ribu utusan dari 150 negara.
Angka 37 disebut simbol pertumbuhan dari proyek Belt and Road Initiative (BRI). Sebab, jumlah kepala negara yang hadir saat forum pertama digelar pada 2017 lalu masih di angka 29. Namun, beberapa kepala negara yang hadir dua tahun silam memilih absen tahun ini.
"Sepertinya ada suatu kesalahpahaman yang terjadi dari rumor-rumor tanpa bukti," ujar Huang Kunming, anggota Politbiro Partai Komunis Tiongkok, dalam pembukaan forum kemarin (25/4) sebagaimana dilansir Agence France-Presse.
BACA JUGA: Ini Penyebab Malaysia Tak Bisa Lepas dari Jerat Utang Tiongkok
Turki tak lagi datang setelah berselisih dengan Tiongkok soal kaum Uighur di Provinsi Xinjiang. Kemudian, Polandia, Spanyol, Fiji, Sri Lanka, dan Argentina juga menolak hadir. Alasan utamanya adalah kekhawatiran terkait isu pinjaman proyek.
Rumor bahwa Tiongkok menjelma menjadi lintah darat kelas dunia itu santer terdengar setahun belakangan. Sri Lanka, negara yang dikabarkan tak memenuhi undangan, menjadi contoh paling nyata. Mereka harus menyerahkan dua pertiga dari pulau artifisial mereka untuk dikelola Tiongkok selama 99 tahun. Pelabuhan Hambantota yang dibangun di atas pulau tersebut seharusnya menjadi proyek harapan ekonomi dari negara Asia Selatan itu.