Franchise Muhammadiyah
Oleh: Dhimam Abror DjuraidNU menyatakan kembali ke khittah pada muktamar di Situbondo 1984 dan melepaskan diri dari politik. Muhammadiyah berkonsentrasi pada aktivitas dakwah dan pendidikan.
Pada masa reformasi NU melahirkan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan Muhammadiyah melahirkan PAN (Partai Amanat Nasional). Dalam perjalanannya kedua partai itu bersaing, tetapi juga berkoalisi, seperti yang sekarang terjadi di era Jokowi.
Menjelang suksesi 2024 yang krusial, NU dan Muhammadiyah menjaga jarak dari partai politik yang dibidaninya.
Hubungan Muhammadiyah dengan PAN di bawah Zulkifli Hasan seperti hubungan anak pacaran backstreet, main belakang. Hubungan NU di bawah K.H Yahya Staquf dengan PKB di bawah Muhaimin Iskandar seperti pacaran segi tiga memperebutkan gadis cantik yaitu konstituen NU.
Di bawah kepemimpinan generasi baru, NU sekarang menampilkan wajah baru yang lebih menginternasional.
NU membuat forum R20 bersamaan dengan pelaksanaan KTT G20 di Bali.
Forum ini dipakai NU sebagai sarana untuk goes international dengan mengundang tokoh-tokoh lintas-agama internasional.
Di bawah Yahya Staquf NU tidak mau dikooptasi oleh PKB sebagai sayap politiknya.