Fuad Bawazier Melontarkan Kritik Keras dan Lugas, Pakai Istilah Propaganda Usang
Padahal, kata pria kelahiran Tegal 22 Agustus 1949 itu, ancaman dari sisi ekonomi cukup banyak.
Sejak tahun lalu penerimaan pajak sudah mengalami kontraksi sehingga pendapatan negara berkurang sampai 19 persen. Di sisi lain, belanja negara naik hampir 15 persen sehingga gapnya makin lebar.
"Ketika pemasukan kecil, pengeluaran lebih besar pasak dari tiang, rumah tangga pun kalau terus-terusan begitu ya bisa ambruk. Cuma ini untungnya kan negara," katanya.
Lebih lanjut Fuad menilai kondisi itu juga mengkhawatirkan pemilik modal yang akan berinvestasi di Indonesia.
Menurut Fuad, sebagian besar krisis ekonomi di dunia karena gagal bayar utang.
"Kita rasionya sudah meninggi, tetapi pemerintah bisa berargumentasi rasionya belum 60 persen."
"Masalahnya bukan soal rasionya. Ada yang rasionya 100 persen juga enggak apa-apa asalkan bisa bayar." tegasnya. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: