G20 EdWG, Mendorong Implementasi Kampus Merdeka di Kancah Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek sebagai pemimpin Kelompok Kerja Pendidikan G20/G20 Education Working Group (EdWG) mengajak dunia bergotong royong untuk menata dan membangun kembali sistem pendidikan.
Iwan Syahril, selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 mengajak negara-negara G20 untuk bergotong royong secara global menghadapi masalah pendidikan akibat pandemi Covid-19.
Menurut Iwan, anak-anak tidak bisa terus menunggu sekolah dibuka kembali dan mengalami learning loss. "Bukan masalah tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, melainkan ancaman kehilangan minta anak-anak untuk belajar dan kehilangan kepercayaan diri," terang Iwan, Kamis (17/4).
Dalam pembahasan G20, bidang pendidikan tinggi mendapatkan kesempatan melakukan bilateral meeting bersama pihak dari Australia dan Perancis. Hal ini bertujuan untuk membahas rencana kerja sama yang lebih spesifik.
Pada pertemuan tersebut, Pelaksana tugas (Plt.) Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie mengemukakan beberapa isu di bidang Diktiristek
Tjitjik mengusulkan beberapa poin kerja sama dengan pihak Australia antara lain dalam bidang pengakuan kualifikasi, implementasi Kampus Merdeka melalui program Indonesia Internasional Student Mobility Awards (IISMA), program Joint Working Group, serta kerja sama pengembangan riset dan inovasi melalui kerangka Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO).
"Kami sudah bermitra cukup dekat dengan Australia. Kami mendorong Australia juga membuka kesempatan apprenticeship dan internship bagi mahasiswa Indonesia ke Australia," tuturnya.
Tentunya, kata Tjitjik, dengan skema yang akan ditetapkan melalui program Kampus Merdeka. Setelah berhasil, perguruan tinggi bisa menduplikasi bentuk kegiatan ini, agar banyak mahasiswa Indonesia memiliki wawasan global dan berdaya saing.