Gadis Iraq Bakar Diri demi Hindari Tradisi Mengerikan
Jumat, 19 April 2019 – 20:16 WIB
Karima al Tai, aktivis hak perempuan di Misan, tahu benar bagaimana mengerikannya praktik itu. Sepupunya sendiri menjadi korban. ''Dua puluh tahun lalu, ada konflik antarsuku. Dan satu pria dari suku lawan terbunuh,'' ungkap Karima. Menurut dia, itu adalah awal penderitaan perempuan.
Berdasar fasliya, sebuah klan bisa menawarkan perempuan sebagai tanda perdamaian. Karena itu, suku Tai pun menawarkan lima perawan sebagai pengganti nyawa pria yang tewas 20 tahun lalu.
Sahar, sepupu Karima, saat itu masih belia. Dan sejak itu dia dilecehkan suami dan keluarga mertuanya. ''Anak-anaknya disebut keturunan fasliya,'' kata Karima. (bil/c5/sof)