Gagal Bertemu Komodo, Puas Melihat Monyet
Di balik hotel, hutan rimbun akarnya menancap kuat di sela-sela batu besar. Hanya beberapa meter dari teras kamar hotel, lantai 5. Monyet-monyet sibuk mencari buah di pohon yang bukan jenis buah itu. Kami tatap, amati, tapi cuek.
Sepertinya sudah terbiasa dengan lingkungan seperti ini. Mereka hidup di hutan, akrab dengan suasana hotel.
Bangun pagi, monyet-monyet itu sudah mencari "sarapan", bergelantungan, ada yang sambil menggendong anaknya. Ada yang mencoba mendekat ke kolam renang, barangkali kehausan. Langsung kabur tatkala anak kami menjerit ketakutan. Lucu.
Menuju Ruteng, Manggarai, perjalanan darat yang ditempuh 4,5 jam dari Labuhan Bajo, juga cukup menciptakan rasa beda dengan Ibukota. Tebing-tebing tampak ciut dikepung hutan tak terjamah.
Syahdu karena ada gerimis di tengah perjalanan yang sepi. Sesekali terlihat bule mengendarai motor di jalan berliuk naik. Pasti lah, si bule itu juga sedang mencari sepi.
Lupa entah di titik mana, di desa apa, air terjun indah persis di pinggir jalan. Di tengah hutan itu.
Lepas dari hutan, dalam rentang kiloan meter, petani berjejer sibuk merontokkan buliran padi. Sebagian bergegas menutupinya dengan plastik karena gerimis.
Kesibukan itu di pinggir jalan mulus di Lembor, Manggarai Barat. Kecamatan itu memang dikenal sebagai lumbung padi. Pas masa panen rupanya.