Gagal Bunuh Diri dan Terusir dari Rumah
Minggu, 28 Oktober 2012 – 14:11 WIB
Perjalanan ditempuh menggunakan bus. Lulu mesti merogoh kocek Rp 250 ribu untuk sampai ke tempat yang diberitahu tetangganya tersebut. Namun alangkah terkejutnya Lulu, tempat tersebut bukan warung sebenarnya. Melainkan, warung untuk lelaki hidung belang. Apa mau dikata, kaki sudah melangkah.
“Sejak kecil saya tak pernah berpikir sekalipun menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial). Saat itu uang saya di kantong tinggal Rp 5 ribu. Saya tak tahu harus bagaimana lagi. Kepalang basah, saya ‘mandi’ sekalian,” ucapnya dengan mata menerawang.
Lulu resmi terjun di lembah maksiat pada 1996. Lakon hidup dirasa pahit. Uang hasil melayani pria hidung belang dikirim buat anaknya di kampung halaman. Ya, Lulu memang sudah memiliki anak yang masih balita. Namun anak itu bukan dari rahimnya.