Gagasan Ketua DPD RI Menarik Perhatian Parlemen MIKTA
Rangkuman akhir MIKTA Meksiko itu juga mencantumkan gagasan lain lagi dari Ketua DPD RI yaitu perlunya menggunakan platform ekonomi digital untuk memberdayakan pelaku ekonomi menengah, kecil, dan mikro di berbagai daerah sebagai strategi bertahan (survival) di alam pasar bebas. Bagi Indonesia, implementasi gagasan ini akan memberdayakan 62 juta pelaku UMKM yang tersebar di berbagai pelosok Nusantara.
Tentang keterlibatan perempuan dalam pembangunan, rangkuman hasil akhir forum MIKTA Meksiko itu juga mengulangi pesan dari Ketua DPD RI bahwa secara professional, kaum laki-laki dan perempuan sama derajatnya, bahkan sangat banyak perempuan terlibat dalam bidang politik, bisnis, keamanan, dan dunia perguruan tinggi di Indonesia.
Dalam pidatonya ketika memimpin sidang MIKTA, La Nyalla Mattalitti mengatakan bahwa Presiden ke-5 RI adalah seorang perempuan (Ibu Megawati Spekarnoputri), Ketua DPR RI saat ini juga seorang perempuan (Ibu Puan Maharani), di DPR dan DPD juga terdapat banyak politikus perempuan. Bahkan pasukan perdamaian PBB yang dikirim dari Indonesia pun terdiri dari banyak perempuan.
Hal lain yang dikemukakan Ketua DPD RI di forum MIKTA Meksiko itu adalah dukungan Indonesia terhadap perkembangan positif yang kini terjadi di Semenanjung Korea termasuk dicetuskannya Deklarasi Panmunjom dan Deklarasi Bersama Pyongyang untuk meredakan ketegangan dengan cara terus meningkatkan upaya-upaya diplomasi dan menghentikan pengembangan senjata nuklir.
La Nyalla menjelaskan bahwa perhatian dan keterlibatan Indonesia dalam berbagai upaya internasional untuk menciptakan perdamaian di berbagai belahan dunia adalah amanat konstitusi RI yang harus dijalankan.
Ketika mengawali pidatonya, La Nyalla menyampaikan terima kasih kepada negara anggota MIKTA lainnya atas dukungan mereka yang telah memungkinkan Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB; dan juga duduk dalam Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Menjelang akhir sidang MIKTA itu, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti mengadakan pertemuan bilateral dengan pimpinan parlemen Australia dan Turki. Dengan Australia, La Nyalla meminta ketegasan sikap dari pemerintah dan parlemen Australia terhadap oknum-oknum anti-Indonesia yang beroperasi secara leluasa di Australia untuk mendukung disintegrasi Papua.
Terhadap permintaan itu, Presiden Senat Australia menegaskan bahwa orang-orang di Australia yang berkampanye mendukung gerakan pengacau keamanan di Papua tidak mewakili sikap pemerintah dan parlemen Australia. Dan bahwa Papua sebagai bagian dari kedaulatan RI tidak perlu dipersoalkan lagi. Sebab hal itu sebuah realitas yang tak terbantahkan.