Gaji Tertunda, Polisi Mogok, Markas Diduduki Massa
jpnn.com - jpnn.com -Angka kriminalitas di sejumlah wilayah Brasil meroket. Krisis keuangan memaksa beberapa negara bagian menahan gaji polisi. Hal itu memicu mogok kerja dan juga aksi demonstrasi yang digelar oleh para istri, janda polisi dan massa yang memprotes kebijakan pemerintah.
"Kami berunjuk rasa untuk menuntut hak-hak para polisi. Terutama hak untuk menerima gaji tepat waktu, mendapatkan jaminan keamanan, serta mendapatkan senjata dan fasilitas penunjang lain yang memadai,” kata seorang perempuan yang berorasi di halaman markas Shock Battalion, Rio, Sabtu (11/2) kemarin.
Perempuan yang mengaku sebagai janda polisi tersebut menjadi juru bicara para demonstran.
Di Brasil, polisi merupakan bagian dari militer. Polisi tidak boleh berunjuk rasa atau memprotes pemerintah. Itulah yang membuat unjuk rasa di Rio de Janeiro dan Espirito Santo dilakukan para perempuan. Mereka adalah istri atau kerabat personel kepolisian. Saat hak mereka diperjuangkan oleh orang-orang dekat, sebagian besar polisi Rio memilih berdiam diri di rumah.
Meski tidak semua personel masuk, agenda kerja polisi tidak terganggu. Shock Battalion yang merupakan markas kepolisian elite diduduki massa sejak Jumat (10/2). Shock Battalion merupakan salah satu di antara 27 kantor polisi Rio yang diduduki pendemo.
Total ada 100 kantor polisi di negara bagian dengan angka kriminalitas tertinggi di Brasil tersebut. ”Kami sudah muak,” kata pengunjuk rasa yang lain.
Perempuan itu menawan dua polisi yang baru pulang patroli dan hendak kembali ke Shock Battalion. Beberapa perempuan lain menyetop mobil polisi dan mencegat petugas yang hendak memasuki gedung. Mereka yang ada di dalam gedung tidak diperbolehkan keluar.
Juru Bicara Kepolisian Rio Mayor Ivan Blaz mengatakan, 95 persen polisi masuk kerja meski media memberitakan bahwa sebagian besar polisi mogok.