Gali Makam Mahasiswa IAIN Gorontalo yang Meninggal saat Pengaderan, Polisi Ungkap Fakta Ini
jpnn.com, GORONTALO - Kasus kematian mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo berinisial HS, pada Oktober saat mengikuti kegiatan pengaderan memasuki babak baru.
Polres Bone Bolango, Gorontalo melaksanakan penggalian mayat (ekshumasi) HS di pekuburan keluarga yang berlokasi di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.
Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli di Gorontalo, Kamis mengatakan proses ekshumasi dilakukan sejak pukul 10.00 hingga 12.00 WITA.
"Tujuan kegiatan ekshumasi untuk mengetahui apa yang terjadi dengan korban, apakah memang betul dia meninggal karena sakit atau meninggal karena ada hal lain," kata Kapolres.
Selain untuk kepentingan Kepolisian, tujuan lain dari pelaksanaan ekshumasi adalah untuk memberikan bukti kepada pihak keluarga, agar mereka bisa mengetahui secara pasti, apa yang menjadi penyebab kematian almarhum HS.
Dalam proses ekshumasi itu, dokter ahli forensik menemukan ada gumpalan darah di bagian kepala HS, yang diduga akibat dari benturan.
Atas temuan itu tim forensik juga telah mengambil cairan dari bagian kepala, hati dan lambung untuk dilakukan pemeriksaan lebih dalam.
"Setelah ini, cairan yang diambil itu masih akan diperiksa, dan hasilnya nanti kita akan sampaikan kembali," kata Kapolres.