Gandeng ITB Kembangkan Pendidikan Berwirausaha
JAKARTA - Komisaris Wilmar MP Tumanggor mengaku fokus mengembangkan pendidikan. Alasannya, pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang paling baik dalam menyiapkan SDM berkualitas. Pengembangan pendidikan ini sejalan dengan pilihan Martua Sitorus, Founder Wilmar Group, yang sejak lama bermimpi mewujudkan anak-anak muda Indonesia tak hanya berpendidikan, namun juga memiliki kemampuan entrepreneurship.
Selama ini, Wilmar telah memiliki program corporate social responsibility (CSR) dimana salah satu fokusnya adalah di bidang pendidikan, Wilmar Education Partnership Program (WEPP). “Perusahaan kami berada hampir di setiap provinsi yang juga menggunakan SDM lokal. Karena itu, sudah selayaknya kami turut memikirkan dalam menyiapkan SDM tersebut,” kata Tumanggor dalam siaran persnya yang diterima JPNN, Selasa (25/2).
Melalui Yayasan Murni Sadar, yayasan yang dibentuk ofounder Wilmar, akan mendirikan lembaga pendidikan tinggi berbasis entrepreneurship yang pertama di Kota Medan, Sumatera Utara. “Pendirian lembaga pendidikan berbasis entrepreneurship ini murni merupakan ide founder Wilmar. Beliau menginginkan lembaga pendidikan ini mampu menghasilkan sebanyak mungkin para entrepreneur. Karena itu, kami serius untuk membangun dan membesarkannya,” ujar Tumanggor.
Keseriusan Wilmar melalui Yayasan Murni Sadar ini diwujudkan dengan menjalin kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah memiliki School of Business and Management. Kerja sama tersebut dituangkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) antara Yayasan Murni Sadar (Dr Mutiara, MKT selaku Ketua Yayasan) dengan ITB (Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech, Ph.D selaku Rektor ITB).
“Kami memilih ITB karena reputasi dan prestasi yang ditorehkan baik nasional maupun global. Selain mampu menghasilkan tenaga engineer yang handal, kini ITB telah mampu menghasilkan pebisnis muda yang profesional, kreatif dan inovatif. Karena itu, kami ingin meniru keberhasilan ITB ini untuk diimplementasikan di lembaga pendidikan kami yang segera akan dibangun,” terang Mutiara.
Mutiara menjelaskan, kurikulum pendidikan berbasis entrepreneurship yang akan dikembangkan nanti dibuat berdasarkan kebutuhan, mampu mendorong dan memotivasi anak didik agar bisa menjadi entrepreneur sejati yang proaktif, inovatif, mandiri, berani mengambil risiko, dan berani bersaing secara agresif. (esy/jpnn)