Ganjar dan Mbah Jumadi Berbagi Cerita di Gubuk Reyot itu
"Purun nggeh manggon teng Ungaran (Panti Sosial), mangke enak, kathah rencange. Mangan yo enak, gratis (mau ya tinggal di Ungaran, nanti di sana enak. Banyak temennya. Makan juga enak, semuanya gratis)," rayu orang nomor satu di Jateng itu.
Ganjar juga berjanji akan membelikan Mbah Jumadi sarung, baju baru dan juga berbagai kebutuhannya. Namun tawaran itu ditolak Mbah Jumadi.
"Mboten, kulo tak manggon mriki mawon (tidak mau. Saya mau tinggal di sini saja). Nek manggon liyane, kulo cepet mati (kalau tinggal di tempat lain, nanti cepet meninggal)," jawab Mbah Jumadi.
Ganjar tak berhenti untuk terus merayu. Berbagai iming-iming diberikan, termasuk candaannya bahwa di panti banyak janda cantik.
"Mboten pengen rabi maleh (tidak mau menikah lagi). Ning panti kathah rondo mbah (di Panti Sosial banyak janda)," candanya.
Namun, seberapa pun usaha Ganjar merayu, tetap saja ditolak Mbah Jumadi.
Ganjar mengatakan, Mbah Jumadi memang sudah tidak bisa dirayu untuk tinggal di Panti. Sebab, kepercayaan yang dianutnya membuat dirinya tidak mau meninggalkan tempat tinggalnya.
"Dia bersikukuh harus tinggal di sini, kalau tinggal di daerah lain, tidak dapat mendoakan untuk keluarganya. Ya ini memang sudah sulit," kata Ganjar.