Ganjar Pranowo: Harusnya Presiden Ajak Bicara
jpnn.com - SEMARANG - Sikap Walikota Surakarta FX Rudyatmo menolak rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengundang perhatian Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo. Menurut gubernur, sikap Rudy tersebut sebenarnya hanya kurang komunikasi saja.
"Saya sempat ngomong sama dia (Walikota Surakart, red). Ternyata hanya butuh komunikasi saja," jelas Ganjar di Semarang, Kamis (13/11).
Menurutnya, kalau sejak awal pemerintah pusat mengajak komunikasi, komentar yang disampaikan Walikota Surakarta tidak akan prematur seperti itu. Sehingga menurut Ganjar, sebelum kebijakan diketok, presiden mengundang gubernur se-Indonesia terlebih dahulu untuk bicara.
"Mengundang gubernur itu untuk mengomunikasikan dengan bupati/walikota. Atau presiden langsung mengundang bupati/walikota juga tidak apa-apa," katanya.
Dengan cara seperti itu, masih menurut Ganjar, presiden juga akan mendapat data valid. Sehingga kepala daeran bisa memahami dan bisa memberi penjelasan yang tepat pada masyarakat.
Sebagaiman diberitakan, Walikota Surakarta FX Rudyatmo menyatakan menolak rencana kenaikan BBM yang akan dilakukan Presiden Jokowi. Dia menilai keputusan pemerintah tidak tepat mengingat rakyat lagi sulit. Jika sikapnya itu dianggap membangkang dia siap diberi sankki oleh partainya PDIP.
Rudi menyatakan tidak takut dengan sanksi yang diberikan. Sikapnya itu bukan sekadar ingin berbeda. Namun keluar dari isi hati atas kondisi rakyat yang saat ini sedang berat. Jika ditambah lagi dengan dampak - dampak kenaikan BBM, ekonomi kelas bawah akan ambruk.
"Ini penting saya ingatkan karena ini sesuai janji kampanye beliau (Jokowi) dulu. Jangan dianggap saya hanya asal membuat sikap berbeda. Saya berbeda karena secara prinsip saya tidak bisa membiarkan sesuatu yang tidak tepat diberlakukan," kata Rudi kepada wartawan di Surakarta, Selasa (11/11).