Ganjar Pranowo Lantik Anak-Anak Agen Perubahan Antikorupsi, Ini Pesannya
Salah satu pelajar, Fernandi mengaku tertarik untuk jadi agen antikorupsi karena sadar bahwa korupsi itu harus diberantas sampai akarnya.
Hal itu tidak bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum semata, tetapi harus melibatkan semua pihak termasuk anak-anak.
"Hari ini saya mau jadi agen antikorupsi karena bisa ikut andil dalam upaya pemberantasan korupsi. Kami bawa sticker ini intinya meminta izin pada orang tua untuk memberantas korupsi. Kami menganggap koruptor itu jahat, merugikan negara dan masyarakat. Jadi harus diberantas dan dilawan semuanya," ucapnya.
"Korupsi itu mengambil hak orang lain yang bukan miliknya, dan itu perbuatan tidak baik yang tidak boleh dilakukan siapapun. Kita sebagai anak muda, bisa ikut mencegah praktik korupsi mulai dari hal sederhana di sekolah atau di rumah," kata Rahmandana, pelajar lainnya.
Ganjar sengaja mendatangi SMAN 15 Semarang untuk melaksanakan kembali program Gubernur Mengajar. Program itu sempat terhenti karena pandemi.
"Karena bertepatan dengan Hari Antikorupsi, maka saya sekalian mau cek apakah pendidikan antikorupsi sudah jalan atau belum. Ternyata di beberapa sekolah sudah jalan dan yang belum kita dorong," katanya.
Pendidikan antikorupsi, lanjut Ganjar, tidak perlu dimunculkan lewat mata pelajaran atau kurikulum baru. Pendidikan antikorupsi bisa diinternalisasikan pada banyak mata pelajaran yang ada.
"Diinternalisasikan lewat PPKN bisa, MTK apalagi pendidikan agama pasti bisa. Caranya juga mudah, bisa buat kantin kejujuran, dan lainnya," terangnya.