Ganjar Pranowo: Tak Usah Pulang Kampung, Kalau Ada Apa-Apa Lapor Saya
Junaidi mengaku wabah covid-19 ini cukup berdampak bagi mahasiswa luar Jawa. Yang paling terasa menurutnya, kiriman dari kampung halaman saat ini sering terlambat.
"Kiriman sering telat pak, tapi mau bagaimana lagi karena kondisinya seperti ini. Kami semua mayoritas anak petani, uang saku biasanya hanya Rp300.000 per bulan," curhat Junaidi.
Curhatan yang sama juga didapat Ganjar dari puluhan mahasiswa yang tinggal di asrama mahasiswa suku Batak di Semarang. Mereka juga mengatakan sering telat kiriman dari kampung halaman.
"Kami ada 20 orang yang tinggal di sini. Semuanya sehat pak, tapi ya itu, kiriman dari rumah macet," kata Ketua mahasiswa Batak di Semarang, Chandra Pangabean.
Ganjar terenyuh mendengar cerita para mahasiswa itu. Meski begitu, dia tetap menyemangati para mahasiswa itu untuk tetap survive. Segala cara, lanjut Ganjar, harus dilakukan agar tetap bisa bertahan di Semarang.
"Nanti saya kirim bantuan sembako, biar kalian tenang. Bisa dimasak dan dimakan bareng-bareng. Jangan jajan terus, biar irit. Yang penting sehat ya, nggak usah pulang kampung dulu, tetap tinggal di sini, pakai masker, sering cuci tangan dan olahraga. Kalau ada apa-apa lapor saya," kata Ganjar.
Hal berbeda dilihat Ganjar saat mengunjungi asrama pelajar Papua di Sambiroto Semarang. Mayoritas kondisi para pelajar dari Papua itu relatif aman karena dijamin pemerintah daerahnya. Meski begitu, Ganjar tetap memberikan bantuan sembako kepada mereka.
"Saya hanya ingin memastikan semua mahasiswa dan pelajar dari luar daerah ini sehat. Beberapa memang ada yang kesulitan karena kiriman telat dari kampung, maka kami berikan bantuan sembako. Kami harap bantuan ini bisa membuat mereka setidaknya tenang," terang Ganjar.