Ganjar Pranowo Targetkan Jateng Nihil Kasus Stunting pada 2024
jpnn.com, SEMARANG - Pemerintah pusat dan daerah terus melakukan berupaya melakukan percepatan penurunan angka stunting. Kali ini Menko PMK, BKKBN dan Pemprov Jawa Tengah bersinergi penurunan stunting melalui program Gerakan Semesta Mencegah Stunting.
Sinergi Gerakan Semesta Mencegah Stunting di Jawa Tengah dimulai di Kabupaten Grobogan, sekaligus melakukan sosialisasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Bangga Kencana yang digelar di Gedung Serbaguna Dewi Sri, Kabupaten Grobogan pada Selasa (23/5).
Turut hadir dalam acara tersebut, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto dan Bupati Grobogan Sri Sumarni.
Ganjar mengatakan kasus stunting dapat dicegah sedini mungkin sejak dari usia belasan. Khususnya bagi remaja putri yang akan menikah, asupan gizi hingga ukuran anggota tubuh tertentu mesti diperhatikan.
"Arahan Pak Menko tadi kami tarik dari yang paling bawah, remaja putri jangan menikah dini. Remaja putri itu kalau tidak menikah dini, maka insya Allah akan mencegah adanya potensi stunting. Remaja putri juga perlu diperhatikan, biasanya perlu vitamin penambah darah," ujar Ganjar.
Berdasarkan perhitungan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), dalam kurun waktu 5 tahun, Ganjar berhasil menurunkan angka stunting di Jawa Tengah.
Pada 2018, stunting Jateng berada di angka 24,4 persen, tahun 2019 di angka 18,3 persen. Kemudian 2020 turun lagi menjadi 14,5 persen, hingga tahun 2021 menjadi 12,8 persen.
Terakhir pada 2022, angka stunting Jateng berada di angka 11,9 persen. Berdasarkan persentase tersebut, Ganjar sukses menurunkan stunting di Jateng sebesar 51 persen sejak tahun 2018. Capaian tersebut membuat Jateng menjadi rujukan penurunan stunting nasional.