Ganjar Pranowo Terkesan dengan Inovasi Kesehatan RSUD Margono Soekarjo
Praktik kolusi dengan pemasok obat kerap terjadi sehingga bisa menyebabkan inefisiensi biaya pengadaan obat akibat adanya over stock, perencanaan obat dan AHP tidak sesuai kebutuhan rumah sakit, kehilangan fisik obat dan kedaluwarsa, ketidakuratan pencatatan sehingga terjadi selisih inventory obat, dan persoalan-persoalan lainnya.
Untuk menghindari hal tersebut, RSUD Dr Margono Soekarjo membangun sistem Mangan Mendoane Rini.
"Celah (dugaan kolusi) bisa saja internal rumah sakit yang didukung oleh penyedia obat karena ada yang diskonnya sampai 60 persen," tutur Yunita.
Dia mengungkapkan banyak obat yang tidak terserap sebelum adanya sistem Mangan Mendoane Rini.
Jumlahnya sekitar 0,15 persen obat kedaluwarsa dan sekitar 6.554 resep obat setiap harinya.
Dengan sistem Mangan Mendoane Rini, ketersediaan obat dan alat habis pakai bisa dipantau secara real time. (mcr9/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: