Ganjar: Saya Enggak Mau Menghukum Rakyat Saya
jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan gerakan Jateng di Rumah Saja diharapkan jadi momen untuk warganya mengheningkan cipta bagi tenaga kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga warga secara umum yang jadi korban covid-19.
Hal itu disampaikan Ganjar saat menjadi narasumber dengan TVRI secara live, di rumah dinasnya. Ganjar mengatakan, cerita di rumah saja sebenarnya sudah digaungkan sejak awal.
“Tidak mendadak, cerita di rumah saja ini sudah sejak awal pandemi, sekarang kami ingatkan lagi sekaligus sebagai wujud empati kita pada tenaga medis, tukang gali kubur,” ucap Ganjar.
Ganjar mengatakan, pengorbanan dua hari ini juga bisa digunakan sebagai momen hening cipta. Terutama untuk membayangkan perasaan dari keluarga dari penderita covid-19 yang meninggal dunia.
“Mereka nggak bisa memandikan bahkan melihat keluarganya yang meninggal (karena covid-19) itu lho. Maka yuk kita hanya berkorban dua hari saja kok, kita bantu para nakes itu untuk bisa barangkali sedikit saja bernafas,” ujarnya.
Soal tidak adanya sanksi dalam penerapan gerakan ini, Ganjar menegaskan, dia tidak ingin menghukum rakyat. Sebab menurut Ganjar, soal regulasi sebenarnya sudah ada dan konteks dari gerakan ini adalah membangun perilaku dan kesadaran.
“Kalau hukuman rasa-rasanya saya kok enggak mau menghukum rakyat saya ya. Tapi Jawa Tengah punya Perda (nomor 11) tahun 2013 itu sudah diatur, dan ini (gerakan Jateng di Rumah Saja) bicaranya adalah dua hal, yaitu regulasi berjalan tetapi kesadaran juga terbangun,” jelasnya.
Ditanya apakah gerakan ini sebagai sinyal penerapan lockdown, Ganjar secara tegas menjawab tidak. Menurutnya, gerakan ini adalah untuk menegakkan kembali disiplin protokol kesehatan yang menurun.