Gara-gara Listrik, Rio Febrian Garap Album di Swedia
jpnn.com - SUDAH 15 tahun Rio Febrian berkarir di belantika musik tanah air. Pria berdarah Betawi-Manado tersebut merayakan satu setengah dekade karirnya dengan melansir album bertajuk Love Is di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (13/5).
Saat ditemui di momen khusus tersebut, Rio menyatakan bahwa album teranyarnya itu jauh lebih spesial ketimbang lima album sebelumnya.
Yang bikin istimewa, sebagian besar penggarapan album yang berisi 13 lagu itu dilakukan di Eropa. Tepatnya di The Kennel Studios, Stockholm, Swedia. ’’Ada delapan judul lagu yang aku garap di Swedia,’’ ungkap Rio.
’’Awalnya bingung dengan komunikasinya dengan pihak di sana. Tapi, ternyata bahasa yang digunakan adalah bahasa musik. Jadi, sama-sama paham,’’ imbuh pria 34 tahun tersebut.
Pelantun tembang Bukan Untukku itu menjelaskan alasannya memilih Swedia sebagai lokasi penggarapan album. Menurut dia, Swedia punya pasokan listrik yang lebih stabil ketimbang Indonesia.
’’Studio di sini (Indonesia, Red) sebenarnya lebih bagus ketimbang di Swedia. Alatnya sama. Cuma, listrik di sana bagus banget. Kalau di sini naik turun. Listrik juga berpengaruh dalam produksi album,’’ papar Rio. Di samping soal teknis, suami presenter Sabria Kono itu menyatakan ingin mencoba pengalaman baru di sana.
Rio menghabiskan dua pekan penuh di Stockholm. Tentu, banyak pengalaman seru yang didapatkan. Salah satunya, berkolaborasi dengan musisi Swedia seperti Gustav Efraimsson, Iggy Strange Dahl, Olof Lindskog, dan Jonathan Borjesson.
’’Mereka musisi yang sangat berpengalaman dan sangat menginspirasi aku dalam pembuatan album ini. Selain itu, cara kerja orang Swedia sangat baik dan disiplin. Mereka selalu on time,’’ kenangnya.