Garap Soundtrack Bentuk Kepedulian
Dwiki Dharmawan-Ita Purnamasari Terlibat Layar LebarKamis, 07 Agustus 2008 – 08:11 WIB
Salah satu caranya ialah menggarap ilustrasi musik atau soundtrack film. Menurut Dwiki, sesibuk apa pun, selalu ada waktu untuk mengerjakannya. ”Saya ini musisi yang peduli dengan kemajuan film Indonesia. Saya selalu serius dan berusaha memberikan yang terbaik untuk film,” ujarnya.
Yang terpenting, lanjut Dwiki, saat bekerja dirinya sudah memegang skenario, draf cerita, dan novel asli Syahadat Cinta. Sebab, film bergenre religi itu diadaptasi dari novel karangan Taufiqurrahman Al-Azizy.
”Sebenarnya, mengerjakan ilustrasi musik untuk film merupakan kesempatan untuk eksplorasi lirik dan musik lebih maksimal,” katanya setelah jumpa pers film Syahadat Cinta di Setiabudi Plasa, Jakarta. Dwiki berharap agar sentuhan musiknya pada sebuah film bisa membawa khazanah baru.
Sebelum di Syahadat Cinta, Dwiki mengerjakan musik untuk tiga film Garin Nugroho: Cinta dalam Sepotong Roti (yang membawanya meraih Piala Citra 1991), Rembulan di Ujung Dahan, dan Rindu Kami Padamu. Lalu, film Deddy Mizwar, Ketika, dan film yang belum lama dirilis, Mei.
Pada soundtrack Syahadat Cinta, Dwiki mengajak beberapa penyanyi, termasuk istrinya, Ita Purnamasari. Dia menyanyikan satu lagu berjudul Cintaku yang Terakhir. ”Ada satu lagi, tapi nggak ada liriknya, hanya musik. Lagu utuhnya untuk nanti, album the best saya,” ujar Ita.
Ita memang akan kembali ke industri musik Indonesia setelah beristirahat sejak 2002. Oktober mendatang, dia akan merilis album kumpulan single terbaik berjudul Kembali untuk Terbaik. ”Selama ini, saya sering tampil off air dan setiap ketemu orang pasti ditanyakan kapan rilis album lagi. Ini langkah awal. Ada tiga lagu baru dan sisanya lagu lama. Tahun depan mau rilis satu album utuh,” terangnya. (gen/tia)