Garuda Bayar Utang USD 131 Juta
Jika tanpa Pinjaman Baru, Utang Tinggal USD 400 JutaJumat, 13 Januari 2012 – 11:02 WIB
"Ini bukan rencana dadakan. Kita belum bisa kasih tahu berapa banyak pinjamannya. Karena mekanismenya harus dapat persetujuan dari komisaris dan rapat umum pemegang saham (RUPS). RUPS sendiri April nanti baru dilakukan. Terlalu dini untuk menyebutkan berapa keperluan pendanaan perbankan," kilah Elisa.
Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (GI) Emirsyah Satar menambahkan, utang itu tidak haram. Karena pengembangan perusahaan harus ada pinjaman pihak lain. Tidak mungkin perseroan dapat berkembang dengan ekuitas terus menerus. Yang terpenting adalah kemampuan perusahaan membayar utang-utangnya.
"Di akhir 2006 reveneu kita USD 1 miliar. Tapi utang USD 900 juta. Itu tidak balance. Sekarane revenue sudah Rp 27 triliun atau USD 3 miliar. Sedangkan utang hanya USD 500 juta. Kalau kita naikkan jadi USD 1 miliar masih bisa," katanya. Menurutnya, Garuda tidak mungkin mengeluarkan right issue terus menerus untuk mendapatkan modal baru. Lama kelamaan saham pemerintah akan habis. "Ada yang namanya sustainable gap. Kita melakukan itu," jelasnya. (cdl)