Garuda Terpuruk Terlilit Utang, Sekarga Minta Pemerintah Bertanggung Jawab
jpnn.com, JAKARTA - Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) menilai kondisi bisnis maskapai pelat merah terpukul itu sejak awal 2020 hingga saat ini akibat pandemi Covid-19.
Ketua Harian Sekarga Tomy Tampatty mengatakan Garuda Indonesia tetap melakukan kegiatan operasional walaupun tingkat keterisian penumpang menurun drastis.
Dia juga menyebut pendapatan perusahaan menurun dan tidak sebanding dengan biaya operasional.
"Sebelum mengalami dampak Covid-19, Garuda Indonesia sudah memiliki beban masa lalu akibat dari kebijakan manajemen yang berujung pada meningkatnya beban utang, khususnya utang dalam hal pengadaan Armada Pesawat dan Mesin Pesawat," kata Tomy, Kamis (16/9).
Tomy menyatakan pemerintah harus turut bertanggung jawab pada beban masa lalu yang disebabkan oleh jajaran dewan komisaris dan dewan direksi sebelumnya yang diangkat pemerintah.
"Demikian juga Lembaga Audit (BPK dan BPKP, red) juga harus ikut bertanggung jawab karena selama ini mereka yang melakukan Audit," ucap Tomy.
Dia menegaskan bahwa permasalahan yang terjadi di Garuda Indonesia saat ini bukan karena kesalahan kinerja karyawan.
Kemudian, Tomy juga meminta pemerintah selaku pemilik 60,54 persen saham Garuda Indonesia untuk memberikan perhatian dan dukungan guna menjaga kelangsungan maskapai kebanggaan bangsa itu.