Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Gawat! Jutaan Ton Beras Subsidi Rusak di Tangan Mafia

Sabtu, 08 Oktober 2016 – 08:17 WIB
Gawat! Jutaan Ton Beras Subsidi Rusak di Tangan Mafia - JPNN.COM
Gudang beras. Foto: JPG/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA –Kepolisian mengungkap 1,5 juta ton beras yang diselewengkan.  

Tak pelak, kasus itu mengarah pada adanya korupsi dalam distribusi oleh Bulog.

Sebelumnya, praktik pengoplosan beras bersubsidi ditemukan di Cipinang dan Kelapa Gading Dari temuan awal hanya 152 ton beras bersubsidi.

Bareskrim Polri menyebutkan, penyalahgunaan 1,5 juta ton beras bersubsidi itu dilakukan PT DSU.

Mereka mengoplos beras bersubsidi dengan beras merek Palem Mas dan kemudian dipasarkan dengan merek tersebut.

Mereka mendapat keuntungan dari selisih antara harga beras bersubsidi dan beras lokal.

Ditemui di gudang Pasar Induk Cipinang kemarin, Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto menuturkan bahwa 1,5 juta ton beras bersubsidi itu diimpor pemerintah dan diserahkan kepada Bulog.

Namun, ternyata 400 ton di antaranya dikuasai lelaki berinisial AL.

''AL ini yang menyewa gudang ini dan mengoplosnya dengan beras lokal Palem Mas,'' jelasnya.

Di antara 400 ton itu, diketahui sebagian telah dipasarkan. Setidaknya, ada sepuluh truk yang telah keluar untuk mendistribusikan beras oplosan tersebut.

Yang telah terkejar dan diamankan Bareskrim hanya tujuh truk pembawa beras oplosan.

 ''Kami masih melacak tiga truk lainnya. Yang pasti, truk ini sudah membawa beras oplosan,'' katanya.

Dari keterangan AL diketahui bahwa ratusan ton beras bersubsidi yang dimilikinya didapatkan dari dua karyawan PT DSU. Mereka berinisial AS dan SU.

Selanjutnya, Bareskrim juga menemukan 800 ton beras bersubsidi yang disimpan di sejumlah gudang di Jakarta.

JAKARTA –Kepolisian mengungkap 1,5 juta ton beras yang diselewengkan.   Tak pelak, kasus itu mengarah pada adanya korupsi dalam distribusi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News