Gayatri Wailissa, Hijrah ke Jakarta untuk Memburu Cita-Cita
Di antaranya menjadi duta anak tingkat ASEAN, peraih medali perunggu Science Astronomy 2012, penerima Anugerah Tunas Muda Pemimpin Indonesia 2013 dari menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta sebagai delegasi anak di beberapa konferensi internasional tingkat Asia.
Dalam salah satu penggalan wawancara itu, Gayatri mengungkapkan bahwa hidupnya bukan semata-mata didarmabaktikan untuk kedua orang tuanya.
”Aku memang anak mama dan papa. Tapi, hidupku bukan semata-mata (untuk) mama-papa. Tuhan ngasih aku untuk semua orang, termasuk untuk bangsa Indonesia,” ujarnya.
Dengan kemampuan dan semangat yang dimilikinya itu, ”anak ajaib” tersebut punya keinginan untuk mendorong anak-anak Maluku lainnya agar terus meng-upgrade diri sehingga mampu bersaing dengan anak di daerah lain.
”Saya lagi membuat sebuah konsep melalui kegiatan road show di beberapa sekolah di Ambon, mulai SD sampai SMA, agar anak-anak Maluku lainnya juga dapat mengembangkan bakatnya,” ungkap penggemar megabintang Michael Jackson tersebut.
Jika melihat semangat juangnya yang menggebu dan nasionalismenya yang tinggi terhadap negara Indonesia tercinta, tak ada yang menyangka bahwa gadis periang dengan pemikiran yang dewasa itu juga pernah hampir dijemput maut. Pasalnya, Gayatri dulu terlahir prematur. Tepatnya saat kandungan ibunya berusia enam bulan.
”Ketika itu mama sudah pasrah. Karena di usia itu organ dalamku belum terbentuk sempurna. Nggak ada harapan untuk hidup. Jikalau hidup, aku pasti sudah cacat. Itu harga mati,” cerita gadis yang juga punya kelebihan sebagai anak indigo semasa hidupnya tersebut.
Namun, dengan karunia Tuhan, Gayatri usia 19 tahun sudah mengabdikan dirinya pada cita-cita mulianya. Gayatri kini memang telah tutup usia. Tapi, setidaknya gadis cerdas yang ramah dan peduli sesama itu sudah membuat namanya dikenal seluruh dunia.