Gegara Lockdown COVID-19, KDRT Meningkat di Indonesia
Aturan pembatasan pergerakan warga, atau 'lockdown', selama pandemi COVID-19 telah menyebabkan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Asia, menurut sebuah laporan baru.
Laporan 'Because We Matter', yang dirilis oleh organisasi Plan International Australia dan Save the Children, menunjukkan adanya peningkatan pelecehan di dunia maya, di mana anak-anak lebih terpapar pada 'cyberbullying', konten berbahaya, dan eksploitasi seksual selama masa 'lockdown' atau pembatasan pergerakan.
Dampak ekonomi dari COVID-19 juga dikhawatirkan dapat mengarah pada peningkatan eksploitasi anak dan perkawinan anak, padahal selama beberapa tahun terakhir sudah mengalami kemajuan.
"Kekerasan terhadap anak-anak, dan khususnya anak perempuan, telah lama menjadi kondisi darurat yang tak tedengar dan sekarang mengancam akan meningkat secara dramatis," tulis laporan itu.
Kekerasan di rumah tangga juga dilaporkan meningkat saat pandemi virus corona, seperti yang ditemukan oleh Kelompok Perlindungan Anak di Kediri, Jawa Timur setelah mendapat banyak laporan dari warga.
"Saya telah menerima banyak keluhan dari anak perempuan, anak laki-laki, dan anak-anak muda tentang kesulitan mereka di rumah seperti stres, eksploitasi, kekerasan dalam rumah tangga, dan pernikahan anak," ujar Suci, ketua Kelompok Perlindungan Anak di Kediri, Indonesia, kepada penulis laporan tersebut.
"Ketimpangan yang kita lawan selama ini muncul kembali."