Gelar Bimtek, Ansy Lema: Penyuluh Sebagai Ujung Tombak Pertanian RI
Belu, Malaka, TTU, dan Rote Ndao yang berada berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia adalah titik terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena merupakan teras depan Indonesia, maka empat kabupaten tersebut harus memperoleh perhatian optimal dalam pembangunan nasional, termasuk dalam bidang pertanian.
“Namanya teras terdepan, tidak boleh kumuh, tidak boleh tertinggal, harus dibangun-ditata secara baik karena merupakan wajah negeri. Negara harus kerja serius untuk kesejahteraan masyarakat perbatasan. Salah satunya dengan memajukan pertanian. Itulah mengapa saya memperhatikan penyuluh, karena mereka adalah ujung tombak untuk membangun pertanian-peternakan di perbatasan,” ujar Ansy.
Ansy berharap kegiatan Bimtek dapat memotivasi para penyuluh untuk selalu bergerak, belajar, dan memperkaya pengetahuan-pengalaman agar memiliki kapasitas untuk membantu para petani agar berdaya saing di tengah revolusi industri 4.0.
Para penyuluh dan petani di NTT semakin berpikir agribisnis dan mampu meningkatkan diri dalam penyerapan teknologi untuk membentuk korporasi petani, bahkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
“Diharapkan melalui pelatihan dan Bimtek, petani dan penyuluh mendapatkan pengetahuan tentang pemeliharaan, pemasaran, serta wirausaha yang meningkatkan yang menaikkan nilai tambah produk pertanian. Penyuluh pertanian adalah agen perubahan yang bisa mempengaruhi perilaku dan mindset para petani di NTT untuk mengelola pertanian berbasis teknologi, inovasi dan kreasi,” lanjutnya.
Ansy mengucapkan terima kasih kepada BPPSDMP Kementan, Wakil Bupati Belu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov NTT serta Dinas Pertanian Kabupaten Belu, Malaka, dan TTU yang memungkinkan kegiatan ini dapat terselenggara.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Rafael Leta Lewis (Dosen Fakultas Pertanian Undana) dan Gestianus Sino (Duta Petani Muda Indonesia) yang telah menjadi pemateri dalam kegiatan Bimtek tersebut.(jpnn)