Gelar Pahlawan 2018, Soeharto dan Gus Dur Tak Diusulkan
jpnn.com, JAKARTA - Dua nama mantan Presiden RI yang sering diusulkan menerima gelar pahlawan nasional, Soeharto dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun ini tidak masuk dalam usulan Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP).
Ini diketahui setelah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu selaku Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (1/11). Dia datang didampingi wakil ketuanya Prof Jimmly Asshiddiqie.
Jimmly mengatakan kedatangannya bersama Ryamizard ke Istana, membahas persiapan penganugerahan gelar pahlawan pada 10 November 2018 mendatang.
Namun, nama-nama yang diusulkan ke Presiden Jokowi oleh TP2GP melalui dewan gelar.
"Tapi pada 9 November nanti mensesneg akan mengumumkan. Bukan kami. Kami hanya memberi masukan, hasil penelitian selama setahun. Jumlahnya enam (yang diusulkan," kata Jimmly.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan DKPP ini menyatakan keputusan akhir ada pada Presiden. Jimmly maupun Ryamizard juga enggan mengungkap masukan apa saja yang dibicarakan dengan Jokowi.
Dia hanya mengatakan bahwa nama-nama yang diusulkan ke Presiden merupakan hasil kajian TP2GP yang diserahkan ke dewan gelar dan diterukan ke kepala negara. Pada tahun ini, dari 6 nama ada satu berlatarbelakang militer.
Lalu bagaimana dengan Gus Dur dan Soeharto? "Yang paling banyak pertanyaan itu Gus Dur dan Soeharto, dua nama itu sudah berkali-kali diajukan tapi tahun ini tidak diajukan oleh TP2GP," ungkap Jimmly.