Gelombang Tinggi, Nekat Melaut demi Dapur Ngepul
jpnn.com, PACITAN - Para nelayan di Pacitan, Jatim, galau menghadapi fenome gelombang tinggi dan angin kencang di pantai selatan Jawa. Tinggi gelombang yang mencapai tujuh meter jelas mengancam nyawa jika nekat berlayar.
Sebaliknya, jika hanya berdiam saja, dapur mereka terancam tak bisa mengepul. Tak sedikit yang nekat mengangkat jangkar dan melaut. ’’Mau gimana lagi, kalau tidak melaut tidak dapat uang,’’ kata Suep Mawardi, salah seorang nelayan Tamperan.
Suep mengaku, sudah sepekan dirinya tak melaut lantaran gelombang tinggi. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya hanya mengandalkan hasil tangkapan dari memancing di tepi dermaga dan sungai Tamperan.
Tentu saja, jumlah tangkapan tak sebanyak ketika pergi menggunakan kapal. ’’Kalau memancing di pinggir hanya buat lauk saja, tak cukup kalau dijual,’’ akunya.
Jumat (27/7) dirinya memberanikan diri nekat melaut. Suep mengaku, hari itu ketinggian gelombang di sekitar dermaga lebih stabil dibanding hari-hari sebelumnya. Gelombang berkisar setengah meter. Pun jika dibandingkan hari sebelumnya, ketinggian gelombang mencapai tiga hingga empat meter.
’’Tapi tidak berani ke tengah, hanya beberapa mil dari dermaga. Karena kalau di tengah, gelombang masih tinggi,” jelas Suep.
Meski tergolong memaksakan peruntungan, namun hasil yang didapatnya tak setimpal. Suep mengaku hanya mendapat tiga hingga empat kilogram ikan. Padahal, dirinya berangkat sejak pagi buta. Dia menuding, gelombang tinggi di perairan serta arus air yang kuat membuat ikan berenang mencari lokasi lebih tenang.
Jika dibandingkan dengan saat cuaca mendukung, penurunan tangkapan mencapai sepuluh kali lipat. ’’Bisanya paling sedikit dua puluh kilo. Tapi dapat segini, kalau dijual paling dapat beberapa ribu saja. Mending dibuat lauk,” jelasnya.