Gelombang Unjuk Rasa Terus Bergulir di Myanmar, Ada Salam Tiga Jari
Ribuan warga di ibu kota Myanmar menghadiri prosesi pemakaman pertama dari tiga demonstran muda yang tewas dalam unjuk rasa memprotes pengambilalihan kekuasaan oleh militer.
- Peringatan untuk mengenang Mya Thwet Thwet Khine juga diadakan di Yangon
- Dua orang demonstran tewas tertembak dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa pada hari Sabtu
- Hampir 570 orang telah ditangkap sejak protes yang menentang kudeta meletus dua minggu lalu
Mya Thwet Thwet Khine ditembak di kepala oleh polisi pada 9 Februari, dua hari sebelum ulang tahunnya yang ke-20, dalam sebuah unjuk rasa di ibu kota, Naypyitaw.
Mya meninggal dunia pada hari Jumat (19/02) pekan lalu dan menjadi warga yang pertama terbunuh selama unjuk rasa, sementara dua orang demonstran lainnya ditembak mati pada hari Sabtu (20/02).
Para pelayat berbaris di pintu masuk menuju tempat pemakaman saat mobil jenazah tiba dan membawa jenazah Mya Thewt Thewt Khine ke krematorium, di mana lebih banyak lagi orang berkumpul.
Saat mobil yang membawah jenazah Mya melewati mereka, tanpa suara, mereka mengangkat tangan memberi hormat tiga jari, tanda pembangkangan dan perlawanan yang diadopsi dari negara tetangganya, Thailand.
Di dalam aula krematorium, tutup peti mati hanya dibuka sebagian untuk memungkinkan pelayat melihat untuk terakhir kalinya Mya Thwet Thwet Khine, yang kepalanya diletakkan di atas hamparan mawar merah dan putih sebelum ia dikremasi.