Gembong Gagal Tiga Kali Nyaleg, Kali Ini Lolos ke Dewan
”Saat itu karena ada penolakan kader, saya turun menjadi nomor tiga,” paparnya juga. Melihat situasi partai yang sangat mendukung di Jakarta Barat, dia sempat merasa yakin dirinya akan lolos jika saat itu masih menggunakan nomor urut. Namun takdir bicara lain, sebab Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan caleg yang lolos harus berdasar suara terbanyak.
”Karena basis suara saya bukan di Jakarta Barat, akhirnya perolehan suara saya tidak maksimal. Padahal kalau berdasar nomor urut saya pasti lolos. Sebab saat itu ada jatah tiga kursi,” kenangnya.
Tiga kali tak lolos menjadi anggota DPRD tak membuat Gembong patah arang. Dia lantas mencoba kembali mencalonkan diri pada Pemilu 2014.
Berbekal pengalaman tiga kali menjadi caleg, Gembong terus membangun komunikasi dan terus membangun jaringan di masyarakat. ”Bisa dibilang selama empat tahun saya terus turun kebawah untuk mencari dukungan kepada masyarakat agar bisa menjadi anggota legislatif,” jelasnya juga.
Dia juga menuturkan jika metode kampanye yang dilakukan bukan dengan banyak dana dan memasang poster serta baliho dimana-mana. ”Modal saya hanya berani bicara saja di depan warga,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan jika dalam melakukan kampanyenya tidak pernah memberikan uang atau bingkisan apapun.
Dirinya justru meminta bantuan masyarakat yang ada di wilayah Jakarta Selatan khususnya Dapil 7 mencoblos dirinya.
”Kalau saya memberikan bingkisan saat melakukan kampanye, maka saat saya terpilih akan berpikir bagaiaman mengembalikan uang yang telah saya keluarkan. Saya sangat menjauhi itu. Lagi pula saya juga bukan caleg mampu,” tegasnya.
Dirinya pun berjanji, saat menjadi anggota legislatif nanti dirinya tidak akan melupakan warga Jakarta Selatan yang memilih dirinya. Bahkan dia sudah memiliki program untuk terus turun ke masyarakat.
”Pasti melakukan komunikasi terus dengan masyarakat. Sebab itu salah satu cara menjaga suara,” tukasnya. (*)