Gempa, Kawah Galunggung Retak
Minggu, 06 September 2009 – 01:25 WIB
Sedangkan untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan, Pos pengamatan Gunung Api Galunggung menyarankan agar pemerintah menutup sementara akses pengunjung dan masyarakat ke kawah. Apalagi, sejak satu bulan terakhir, gempa vulkanik di Gunung Galunggung terus terjadi. Yakni satu kali berturut-turut pada Sabtu (1/8), Minggu (2/8), Senin (10/8) dan Selasa (11/8). Kemudian tiga kali pada Sabtu (15/8) dan berturut-turut satu kali pada Rabu (19/8), Sabtu (22/8), Senin (24 dan 31/8), dan satu kali pada Selasa (1/9). “Gunung Api Galunggung masih berstatus aktif normal,” pungkas Ucu.
Secara terpisah, aktivis lingkungan Dzulfakor, Usep menyatakan sempat berdialog dengan para kepala desa se-Kecamatan Padakembang membahas kodisi Gunung Galunggung saat ini. Menurut Usep, adanya retakan tanah di bibir kawah tak lepas dari aksi ekploitasi pasir di kawasan Cipanas Galunggung. Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya belum pernah bersuara tentang kondisi di Galunggung. “Seharusnya ada keputusan pelarangan ekploitasi di Galunggung seperti pasir,” ungkapnya.
Hal sama juga diungkapkan aktivis lingkungan Dzulfakor lainnnya, Abu. Menurutnya, jika retakan tanah terus membesar ketika hujan turun, bibir kawah bisa jebol. Luapan air kawah dan longsoran tanah dari bibir kawah setidaknya bisa menyapu dua desa terdekat, yakni Desa Linggajati dan Sinagar. “Dalam waktu dekat kami berencana menggelar dialog dengan masyaralat Kecamatan Sukaratu tentang kondisi dan dampak kerusakan di Galunggung,” ungkap abu. (rip/JPNN/ara)