Gencarkan Program Tanam Bawang Merah di Lahan Gambut
Ini bisa dilihat dari hampir 30 persen bayi lahir di Indonesia terkena stunting. Makanya, pemerintah fokus untuk memperbaiki nilai gizi konsumsi.
“Urusan pangan ini bukan untuk orang miskin saja, tapi juga orang kaya. Sosialisasi pemahaman gizi harus gencar dilakukan, orang kaya bisa terkena rawan pangan karena salah konsumsi,” pungkasnya.
Keadaan dua pangan tersebut berbanding terbalik dengan produksi padi di Kalbar. Saking cukupnya, program ekspor beras ke Malaysia telah disiapkan.
Tersisa dua bulan lagi sebelum program tersebut diresmikan Presiden Joko Widodo. Sejumlah tantangan masih dihadapi otoritas pertanian Kalbar.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah mempersiapkan kualitas beras dengan baik. Menurut Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kalbar, Heronimus Hero, kualitas beras itu harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan penduduk Malaysia.
“Tantangan ini berbeda dengan perbatasan lain di Indonesia, seperti di Atambua, NTT, yang mengekspor ke Timor-timor. Mereka tidak terlalu mementingkan kualitas beras yang diekspor,” jelas Heronimus.
Dari sisi kuantitas, ia meyakini bukan masalah sebab Kalbar sudah surplus beras. Bahkan, ia berharap tahun ini produksi padi se-provinsi mencapai 1,8 juta ton yang sepertiganya atau 600 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalbar.
“Dari jumlah memang tidak banyak, tapi kualitas yang harus disesuaikan dengan kebutuhan pengimpor. Itu yang penting untuk diperhatikan,” ujar kepala dinas yang menjabat sejak akhir Juli 2017 ini.