Genjot Panen Petani Lebak, Ditjen PSP Kementan Agresif Bangun Embung
jpnn.com, LEBAK - Lahan pertanian tak bisa lepas dari ketersediaan air. Namun mengelola air untuk pertanian tak semudah yang dibayangkan.
Jika musim penghujan, lahan pertanian yang terairi secara berlebihan akan membuat tanaman pertanian menjadi busuk.
Sebaliknya di musim kemarau jika ketersediaan air kurang maka akan menyebabkan kekeringan dan tanaman akan mati.
BACA JUGA: Kementan Pastikan Kemarau tak Halangi Gunung Kidul Panen Padi
Karena itu Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jendral (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) turun tangan dalam membangun pengelolaan air yang mencukupi.
Salah satu program yang dijalankan Ditjen PSP adalah mengupayakan konservasi lahan melalui program Flood Management Selected River Basins ( FMSRB) dana Loan ADB 3440 INO salah satunya pengelolaan air dengan membangun kolam penampungan air dari sumber air (embung). Seperti di kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten.
FMSRB adalah program yang dilaksanakan di Kab Lebak, Pandeglang dan Serang, dengan pemikiran bahwa di 3 kabupaten tersebut lahan pertanian tak lepas dari peran sumber air dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung dalam penyediaan air. Jika DAS Ciujung tidak dikelola dengan baik maka lahan pertanian yang seharusnya produktif menjadi kurang produktif.
Pembuatan embung sangat diperlukan. Jika musim hujan lahan tidak terendam air, di musim kemarau saat air dari irigasi tidak mencukupi maka embung bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya.