Genjot Perdagangan dengan Vietnam
jpnn.com - Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa setelah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung di Istana Negara, Jakarta, kemarin (14/9) Menurut Hatta, Vietnam memiliki keunggulan dalam hal produksi beras.
Indonesia pun mengimpor beras dari Vietnam dalam dua tahun terakhir. Saat ini Vietnam dengan Indonesia mempunyai perjanjian yang setiap tahun menyediakan 1 juta ton beras untuk kepentingan darurat masing-masing negara jika sedang membutuhkan. Kerja sama serupa terjalin antara Indonesia dengan Thailand.
’’Kita harus meningkatkan kerja sama di bidang beras dengan Vietnam, jangan hanya soal perdagangan. Kita jangan berpikir Indonesia akan mengimpor beras terus. Suatu saat kita tentu akan ekspor juga,’’ jelas ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Dalam hubungan dagang dengan Vietnam, lanjut Hatta, Indonesia memiliki banyak keunggulan. Di antaranya potensi perikanan yang melimpah. Ke depan akan diatur bagaimana Vietnam dan Indonesia bisa menangkap ikan di koridor yang ditetapkan bersama.
’’Di bidang kelautan dan perikanan, kedua negara akan segera menuntaskan kerangka kerja sama yang lebih konkret. Hal ini akan mencegah terjadinya penangkapan ikan ilegal yang tidak dikehendaki,” kata Hatta. Seperti diketahui, kekayaan laut Indonesia sering dijarah oleh para pencuri ikan. Sebagian mereka berasal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Hatta melanjutkan, Indonesia juga akan menggenjot ekpor produk makanan dan minuman ke Vietnam untuk pencapaian target total perdagangan USD 5 miliar sebelum 2015. Indonesia sangat unggul di bidang produksi makanan dan minuman, di samping produk industri manufaktur lainnya seperti perkakas dan otomotif.
’’Untuk meningkatkan volume perdagangan Indonesia-Vietnam, banyak yang bisa disumbangkan. Makanan dan minuman Indonesia sangat unggul di Vietnam. Kita tidak ingin terjebak pada ekspor batubara, tetapi juga industri makanan dan minuman, industri manufaktur, perkakas, dan otomotif,” jelas Hatta. Sementara itu, Menbudpar Jero Wacik melakukan rapat koordinasi dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa terkait Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Kemenbupar Rabu (14/9).
Dalam kesempatan itu dibahas bahwa koridor V yang merupakan pintu gerbang wisata dan pendukung pangan nasional. Koridor V terdiri atas kawasan Indonesia Bagian Timur, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. ’’MP3EI belangsung mulai 2011 sampai 2025. Fase pertama 2011-2014, pencapaian yang terlihat dari sini menjadi landasan menyongsong 2025,’’ jelas Jero Wacik setalah rapat koordinasi di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Dia menjelaskan, banyak pesona dan sumber daya alam maupun wisata di daerah tersebut yang mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. Melalui MP3EI, percepatan pembangunan segera direalisasikan proyek-proyek pembangunan. ’’NTT menjadi sentra pariwisata, dan NTB sentra garam,’’ lanjutnya. Sedangkan Hatta mengatakan, ikon baru di Lombok adalah kawasan Mandalika, yang akan dikembangkan sebagai pusat-pusat pertemuan internasional baru. ’’Untuk itu dibangun dan dikembangkan resort-resort disana,’’ terang Hatta. (dri/nel)