Genjot Produktivitas Kelapa Sawit, Kementan Tingkatkan Peran Penyuluh Swadaya
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi memaparkan, secara ekonomi, sawit telah berperan sebagai kontributor ekonomi utama wilayah, terutama pada 31 kabupaten dan kota di Indonesia.
"Banyak wilayah dan kota berkembang karena sawit terutama di Provinsi Riau, serta sebagian wilayah di pulau Kalimantan dan Sulawesi. Ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat membanggakan, di tengah berbagai kampanye negatif yang selalu membayangi," kata Dedy pada Pertemuan Penyempurnaan Renaksi Implementasi Kepmentan Nomor 40 Tahun 2020 di Hotel Grand Melia (20/4).
Dedy mengatakan, sawit menghadapi banyak tantangan berupa kampanye hitam internasional terhadap minyak sawit.
"Isu ini mesti dimaknai secara lebih luas, karena sesungguhnya berada dalam tataran persaingan ekonomi minyak nabati global," ujar dia.
Namun, pada kenyataanya ditengah prestasi yang yang sangat membanggakan tersebut, ternyata masih menghadapi berbagai permasalahan yaitu rendahnya produktivitas sawit rakyat (2,7 ton/ha) dibawah rata-rata nasional (9 ton per hektare) dan potensi yang ada, sistem pelayanan prima (delivery system) masih lemah, dan rendahnya penerapan teknologi maju.
Selain itu Dedi juga menambahkan, kunci untuk mengatasi permasalahan ini adalah SDM Pertanian.
"Petani atau pekebun memainkan peran penting dalam memecahkan permasalahan tersebut. Maka menjadi tugas kita semua untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas sawit baik dari sisi teknis maupun nonteknis serta kelembagaannya,” ungkap Dedi.
Kementan mengupayakan dukungan sistem penyuluhan yang efektif dan efisien, diantaranya melalui penguatan Penyuluh Pertanian baik penyuluh Aparatur Sipil Negara (ASN), penyuluh swadaya, maupun penyuluh swasta sebagai upaya mendorong peningkatan pengetahuan petani yang merupakan kunci untuk membangun kapasitas petani.