Genjot Sektor Pariwisata untuk Kurangi Defisit
’’Aliran modal global dari yang sebelumnya ada di berbagai kawasan sekarang kembali ke AS sehingga terjadi global liquidity tightening. Dampaknya, proses fluktuasi aliran modal,’’ jelasnya.
BI pun berupaya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Di antaranya, melakukan hal-hal yang bersifat struktural seperti memperbaiki kinerja CAD serta menjaga nilai tukar rupiah.
Dia menyatakan bahwa BI akan membantu pemerintah meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia. ’’Jadi, nggak bergantung ke nilai tukar karena lagi depresiasi. Kini yang kami coba bisa lakukan adalah penguatan bagaimana orang senang ke Indonesia,’’ ungkapnya.
Ketua Tim Pokja Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S. Thaib menuturkan, fokus kementeriannya ialah mengidentifikasi masalah dan potensi pariwisata yang ada. Masalah paling utama adalah aksesibilitas. Khususnya terkait infrastruktur transportasi udara, laut, dan darat.
’’Cara kerja pemerintah sekarang beda. Harus bekerja simultan dan paralel, serta saat yang sama membangun infrastruktur darat, laut, dan udara,’’ katanya.
Hiramsyah menekankan, saat ini fokus pemerintah ialah meningkatkan aksesibilitas transportasi udara. Ketersediaan infrastruktur transportasi udara terbukti mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun Nusantara.
’’Contohnya, Bandara Silangit yang selesai 2016. Itu meningkatkan kunjungan ke Danau Toba. Peningkatannya cukup signifikan,’’ tuturnya. (ken/c4/fal)