George Tak Sudi Minta Maaf
Rabu, 30 Desember 2009 – 16:26 WIB
Ditanya mengenai pengakuan yang sudah sempat disampaikan sebelumnya bahwa memang ada kesalahan di buku itu, George mengatakan, keberatan LKBN Antara akan dimuat di buku edisi revisi. "Nanti, pandangan-pandangan lain akan dicantumkan di situ," ucapnya.
Seperti telah diberitakan, dalam bukunya itu, George mengupas pemanfaatan PSO (Public Services Obilgation) LKBN Antara untuk Bravo Media Center, yang merupakan tim sukses pasangan SBY-Boediono pada pilpres 2009. Ditengarai dana publik itu dialihkan untuk biaya kampanye Partai Demokrat dan calon presidennya, lantaran adanya perangkapan jabatan antara kader Partai Demokrat, khususnya yang duduk di dalam tim sukses, dengan jabatan komisaris atau fungsionaris badan-badan usaha milik negara (BUMN) tertentu. Salah satunya Rully Ch Iswahyudi, yang selain menjadi Direktur Komersial & IT Perum LKBN Antara, dia ikut mengelola Bravo Media Center.
Menurut Aditjondro, Rully bersama direktur LKBN Antara Dr Akhmad Muchlis Jusuf mempersilahkan penggunaan separuh dari dana untuk PSO LKBN Antara berjumlah Rp 40,6 miliar dibelokkan ke Bravo Media Center. Padahal, PSO itu merupakan bagian dari alokasi PSO untuk empat BUMN antara lain Pelni, PT Kereta Api Indonesia (KAI), LKBN Antara, dan PT Pos, dengan jumlah total Rp 1,7 triliun, yang disetujui DPR akhir 2008.