Gerakan Antitembakau Mulai Menggerogoti Kedaulatan Nasional
jpnn.com, JAKARTA - Kretek sebagai komoditas strategis nasional sedang menghadapi tekanan yang berat. Ironisnya, tekanan ini justru dilakukan oleh kalangan bangsa sendiri.
Manuver gerakan anti tembakau mengkreasi dan memprovokasi seorang warga untuk menuntut dua perusahaan rokok nasional dengan alasan yang tidak rasional.
Kedaulatan petani tembakau dan cengkih dihancurkan secara sistematis melalui intervensi legislasi.
Demikian pandangan 17 lembaga peserta Musyawarah Kretek yang digelar di Jakarta, Rabu (21/3).
"Konspirasi global dan intervensi asing semakin kuat menggerogoti kedaulatan bangsa. Pemerintah ditekan untuk mengaksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang merupakan representasi kekuatan global yang merongrong kedaulatan bangsa," ujar Komite Nasional Pelestarian Kretek Azami Mohammad.
Budidoyo dari Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia menilai, kekuatan global itu diwakili FCTC sebagai bentuk kolonialisme dengan jubah baru.
Salah satu formula untuk mendukung kehadiran FCTC adalah gelaran Asia Pacific Conference on Tobacco or Health (APACTH) 12th yang akan digelar di Bali.
Aksesi FCTC ini memiliki dampak penghancuran terhadap industri kretek nasional, karena 38 butir pasal di dalamnya bertujuan untuk melarang penyebaran produk hasil tembakau.