Gerhana Bulan Total, BMKG: Sumsel Aman dari Rob
Kepala Kantor Kesyahbandran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Palembang, Adang Rodiana mengakui ketinggian air pasang sebenarnya tidak memicu masalah terutama di laut. Kalau di sungai paling arus balik saja yang perlu diwaspadai dari darat ke laut.
Menurutnya, pelayaran di laut itu akan terganggu jika ombak tinggi. Tapi air pasang tidak memicu ombak. “Ombak dipicu oleh angin,” tuturnya. Sejauh ini ketinggian gelombang di laut Bangka masih aman untuk berlayar antara 1,5-2 meter.
“Kita update terus informasi dari BMKG termasuk besok (hari ini, red) saat momen gerhana. Kalau ada informasi gelombang tinggi, kami langsung berikan peringatan (warning),” cetusnya. Biasanya warning diberikan saat ketinggian ombak minimal 3 meter.
Sementara, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin gerhana dan purnama justru berpotensi sebagai pemicu gempa. “Bukan sebagai penyebab gempa,” katanya di Jakarta kemarin (30/1).
Thomas mengatakan sampai saat ini tidak ada satupun metode yang mampu memprediksi kapan terjadi gempa dan lokasinya di mana. “Kalau ada yang mengaitkan (gempa, red) dengan gerhana, memang punya potensi sebagai pemicu,” tutur guru besar riset di bidang astronomi itu.
Dia menuturkan gerhana dan purnama dapat memicu pelepasan energi pergeseran lempeng bumi. Pada saat terjadi gempa yang memicu terjadinya tsunami di Aceh 2004 lalu juga tidak jauh-jauh dengan adanya fenomena bulan purnama.
Thomas menerangkan, ketika purnama dan gerhana bulan terjadi dalam waktu bersamaan, saat itulah terjadi puncak pasang air laut. Daya grativitasi bulan saat terjadi purnama dan gerhana bulan jauh lebih besar dibandingkan purnama biasanya.
Ketika di suatu perairan mengalami pasang akibat gaya gravitasi bulan, ada perairan laut lain yang mengalami surut maksimal. Nah ketika terjadi kondisi air surut maksimal itu, beban yang selama ini “dipikul” lempeng bumi menjadi lebih ringan.