Gerindra: Kualitas Udara Jakarta Semakin Buruk
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR Fraksi Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono prihatin dengan kualitas udara di Jakarta yang menunjukkan angka yang buruk atau tidak sehat.
Budisatrio menjelaskan, berdasar hasil studi dari Greenpeace dan IQAir AirVisual yang dipublikasikan beberapa waktu lalu, Jakarta menempati urutan teratas kota yang memiliki kualitas udara terburuk di Asia Tenggara pada 2018.
"Kami perhatikan tahun lalu Jakarta menempati peringkat teratas dalam kualitas udara terburuk di Asia Tenggara, dan akhir-akhir ini saya merasakan hal yang sama dan seperti berasap," kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/6).
Budi mengaku sering memantau kualitas udara melalui aplikasi AirVisual yang dimiliknya. Menurut dia, setiap hari kualitas udara di Jakarta tingkat Partikulat (pertikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron/PM2,5)-nya rata-rata di atas 100 mikrogram/meter kubik. Angka ini jauh dari ambang batas normal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 25 mikrogram/meter kubik.
BACA JUGA: Kualitas Udara Jakarta Tetap yang Terburuk di Dunia Meski Ditinggal Mudik Warganya
Karena itu, Budi mengajak seluruh masyarakat Indonesia khususnya Jakarta untuk bersama-sama membantu pemerintah, dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk mencari solusi atas buruknya kualitas udara di ibu kota maupun daerah lainnya.
Sehingga wilayah Jakarta dan kota-kota Indonesia lainnya memiliki kualitas udara yang baik yang bisa dinikmati oleh rakyat.
"Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Jakarta dan juga seluruh rakyat Indonesia, untuk bersama-sama membantu pemerintah untuk menciptakan kualitas udara yang baik, dan mendukung program perbaikan kualitas udara di Jakarta dan kota-kota di Indonesia lainnya sehingga bisa menikmatinya secara bersama-sama," tuturnya.