Gerindra: Satu Tahun Berkuasa, Rapor Jokowi-JK Banyak Nilai Merah
jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Gerindara Heri Gunawan mengatakan pada tanggal 20 Oktober mendatang, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla genap satu tahun berkuasa. Berdasarkan sejumlah parameter, menurut Heri, pemerintahan Jokowi-JK belum menunjukkan kinerja sesuai Tri Sakti dan Nawacita. Ibarat anak sekolah, anggota DPR RI ini menyatakan isi rapor Jokowi-JK banyak merahnya.
“Parameter pertumbuhan ekonomi nasional misalnya, semenjak pemerintahan ini tidak henti-hentinya ekonomi nasional ini tekanan. Dari data BPS, saat ini ekonomi hanya tumbuh 4,67 persen. Dan ini terburuk dalam 5 tahun terakhir,” kata Heri Gunawan, Senin (12/10).
Lalu untuk parameter pengangguran ujarnya, sesuai data BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat 300 ribu orang atau naik sebesar 0,81 persen. Peningkatan pengangguran ini memperkuat indikasi bahwa ekonomi nasional sedang sakit.
Buruknya kinerja ekonomi hingga triwulan III 2015 telah berimbas kepada bertambahnya jumlah pengangguran. “Padahal, jumlah orang yang butuh pekerjaan terus bertambah 3 juta orang," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini.
Kemudian parameter inflasi di Asean, menurut Heri justru Indonesia paling tinggi inflasinya. Berdasarkan analisis Indonesia for Global Justice (IGJ), misalnya, laju inflasi bergeser dari proyeksi yang ditetapkan sebesar 4,4 persen.
“Bulan Mei 2015, laju inflasi mencapai 7,15 persen atau naik sebesar 2,75 persen dari target pemerintah. Sehingga inflasi Indonesia adalah yang tertinggi se-ASEAN sebesar 6,18 persen,” katanya.
Inflasi menurut Heri, tidak hanya di daerah perkotaan tapi juga di pedesaan yang ditandai dengan naiknya indeks seluruh kelompok konsumsi.
“Kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi komponen tertinggi penyumbang inflasi, di samping komponen naiknya harga sembako," ujarnya.