Gibran, Solo dan The Beauty of Being Underdog
Oleh: Atillah Arfitha ZaharaMakin banyak stigma, tidak diperhitungkan (underdog), dan makin banyak hujatan makin membuat Gibran menikmati keadaan tersebut (the beauty of being underdog).
Satu per satu hujatan yang datang berhasil ia patahkan melalui berbagai kebijakan strategisnya di Solo.
Sikap pantang menyerah dan energik itulah yang harusnya terpatri dan menjadi representasi anak muda yang ingin maju dalam pentas politik maupun dalam bidang lainnya.
Dalam sejarah juga dapat ditilik kembali bahwa bagaimana kaum muda berjuang tidak lepas dari stigma serta pro dan kontra, yang mengiringi setiap perjuangan.
Sudah saatnya anak muda terus berbuat walaupun sering diposisikan sebagai underdog. Kelebihan-kelebihan yang ada pada diri anak muda menjadikannya lebih produktif, kreatif, dan inovatif dalam hal mempimpin dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi.
Penulis Adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas
Yuk, Simak Juga Video ini!