Giliran Tentara Acak-Acak Kampung Rohingya, Tembak Penduduk Sesuka Hati
jpnn.com, YANGON - Seperti sudah diduga sebelumnya, serangan milisi Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) pekan lalu dibalas militer Myanmar dengan menghantam pusat-pusat populasi etnis Rohingya.
Berdalih memerangi terorisme, tiga kota di Negara Bagian Rakhine dengan mayoritas penduduk etnis Rohingya dikepung. Yakni, Maungdaw, Buthidaung, dan Rathedaung.
Kelompok HAM menyebutkan bahwa 800 orang, termasuk puluhan anak-anak, tewas dalam operasi militer itu.
Pasukan militer Myanmar mendatangi rumah-rumah penduduk untuk mencari anggota ARSA. Versi penduduk, mereka menembaki siapa saja yang tampak di depan mata dan bergerak. Tak peduli itu perempuan ataupun anak-anak.
Rumah-rumah juga dibakar, persis seperti insiden serupa Oktober tahun lalu. Jam malam diberlakukan untuk sekitar 800 ribu penduduk yang tinggal di tiga wilayah itu.
”Pasukan pemerintah dan polisi penjaga perbatasan membunuh 11 orang di desa saya. Perempuan dan anak-anak termasuk korban tewas. Mereka bahkan tidak membuat pengecualian untuk bayi,” tegas Aziz Khan, penduduk Maungdaw.
Beberapa desa di kota itu diserang militer Myanamar Jumat pagi (25/8), hampir bersamaan dengan serangan ARSA ke beberapa pos polisi yang akhirnya membuat konflik kian memanas.
Versi pemerintah, jumlah korban jiwa ada 104 orang. Itupun mayoritas militan ARSA. Beberapa video pembunuhan yang dilakukan militer Myanmar disebar di jejaring sosial WhatsApp.